'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
Robiulqolbi Oleh : Hayati Nufus Ishak
01 Juni 2022 13:14 WIB | dibaca 367

ROBIULQOLBI

Oleh : Hayati Nufus Ishak
 
Seorang teman bercerita tentang kondisi ibunya yang harus menjalani oprasi penyakit tumor. Sang ibu adalah seorang wanita yang sangat disiplin menjaga kesehatan dan pola makan sehingga anak-anaknya terheran-heran mendengar vonis dokter tentang penyakit ibu mereka. Ketika berkonsultasi dengan dokter mereka lebih terkejut lagi karena menurut dokter sang ibu menyimpan masalah yang membuatnya sedih dan murung berkepanjangan sehingga menjadi pemicu penyakit berat itu tumbuh dalam dirinya.
 
Ketika teman dan suadara-saudaranya menelusuri akar permasalahan Ibunya, mereka akhirnya didapati suatu hipotesa bahwa ibunya telah menahan kekecewaan yang dalam pada suaminya bertahun-tahun, karena ibunya merasa setelah suaminya menikah lagi perhatian lebih tercurah pada istri baru dan ia merasa diabaikan. Hal itulah  yang membuat ibunya menyimpan kesedihan berlarut-larut perasaan negatif yang menurut analisa dokter menjadi pencetus penyakitnya di kemudian hari.
 
Islam adalah agama yang menggembirakan, Allah memberikan iming-iming pahala dan kabar gembira tentang balasan surga bagi hamba-hambanya agar mereka selalu sabar  dan tidak boleh berlarut-larut dalam kesedihan menghadapi ujian kehidupan .
 
Kesedihan adalah kondisi kejiwaan manusia yang paling disukai setan dan selalu dihembus-hembuskannya pada kita. Menurut Ibnu Qoyyim:
 
الحُـزن يُضعف القَلب , ويُوهن العزم، ويَـضـر الإرادة ولا شَـيء أحَـب إلَـى الشيطَـان من حُـزن المُـؤمن
 
Kesedihan akan melemahkan qolbu dan tekad yang kuat serta membahayakan keinginan dan tidaklah ada sesuatu yang paling dicintai oleh setan daripada kesedihan seorang mukmin.
 
Secara medis kesedihan juga berdampak buruk pada kesehatan fisik manusia. Kita dapat mentadaburi beberapa ayat Al Quran tentang tema kesedihan seperti pada surat Yusuf (Qs:12:84-85)
 
Kisah yang dapat kita  jadikan ibroh tentang kesedihan yang mendalam seorang ayah( nabi Yakub) kehilangan  anaknya tercinta (nabi Yusuf). Kesedihan dan kemarahan yang ia tahan dan  sembunyikan bertahun-tahun menyebabkan kondisi fisiknya melemah dan matanya mengalami kebutaan. Tidak heran bila ada nasehat bijak yang mengatakan bahwa penyakit fisik biasanya bermula dari hati yang tidak bahagia (sedih dll).
 
Kondisi hidup yang semakin sulit memang sangat rentan membuat setiap orang mudah stres, sedih dan tidak bahagia walau demikian sebagai seorang muslim kita dituntut untuk selalu berikhtiyar agar dapat mengatasi setiap masalah dan kesulitan hidup dengan baik dan tidak meratapi kesulitan hidup dengan kesedihan.
 
Seorang sahabat Rasul yang sangat mahir Al Qur'an yaitu Ibnu Mas'ud pernah diajari Rasul sebuah doa tentang bagaimana cara menghilangkan kesedihan dan kecemasan dalam hati. Doa yang sangat indah dan penting bagi kita untuk mengkajinya dengan sungguh-sungguh sebagaimana sabda  Rasul (Para sahabat bertanya dengan penuh sopan santun, “Wahai Rasulullah, apakah kami harus mempelajari doa tersebut?” Beliau menjawab, “Ya,  orang yang mendengarnya harus mempelajarinya.” (HR. Abu Ya`la al-Maushili, Ahmad bin Hanbal, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Hibban, dan Thabrani). 
 
Doa ini cukup panjang yang terdiri atas dua rangkaian, pertama adalah pembukaan dan kedua inti doa, dalam hal ini penulis hanya akan menyampaikan bagian kedua dari doa berikut :
 
Allahummaj'alil Qurana robiaqolbii wa nuuro
Shodrii wajalaa hujnii wajahaaba hammii wa ghommi
(Ya Allah jadikanlah Al-Quran sebagai musim semi di hatiku, cahaya di dadaku dan penghilang kesedihanku, pengusir rasa cemas dan gundah gulanaku)
 
Robi' diartikan sebagai musim semi, qolbu adalah hati, robiul qolbi artinya musim semi di dalam hati. Ada juga yang mengartikan robi'  adalah hujan yang menghidupkan (menyuburkan) tanah yang kering dan menumbuhkan biji-bijian.
 
Musim semi adalah salah satu musim di negara sub tropis yaitu saat bunga-bunga kuncup mulai mengeluarkan tunasnya, bermekaran dan berwarna warni. Binatang-binatang yang berhibernasi melanjutkan hidupnya, cahaya matahari hangat kadang ada hujan yang menumbuhkan biji-bijian dst. Bila kita menyaksikan musim semi di negara mana pun suasananya pasti menyenangkan dan menggembirakan hati.
 
Musim semi yang Allah hadirkan pada diri seseorang yang melajimi Al Quran dalam amalan hariannya akan menumbuhkan iman dan segala kebaikan dari hatinya, kebaikan yang dibutuhkan orang tersebut untuk hidupnya di dunia dan di akhirat. Musim semi atau hujan akan menyuburkan tanah yang kering kerontang dan menumbuhkan berbagai macam biji-bijian di atasnya. Al Quran akan membuat hati seseorang yang keras dan mati menjadi hidup, lembut, sabar, tenang dan jernih. Sifat-sifat baik itu adalah modal utama yang sangat dibutuhkan oleh setiap manusia menghadapi berbagai kesulitan dan ujian kehidupan.
 
Setelah musim semi itu tumbuh di hati dan hati kita menjadi hidup maka kita butuhkan cahaya yang dapat menerangi dada kita, yaitu cahaya yang berasal dari Al Quran dan bersumber dari Allah Aja wa Jalla. Bila musim semi sudah tumbuh di hati kita dan cahaya sudah menerangi dada kita maka kegelapan akan sirna dengan sendirinya. Kegelapan yang dimaksud menurut Ustadz Budi Ashari adalah segala hal yang berpotensi membuat kita tidak bahagia seperti kehidupan yang sempit, kesedihan, kecemasan, ketakutan dan seterusnya.
 
Segala hal yang berpotensi merengut kebahagiaan bila tidak diurai dengan baik maka di kemudian hari akan berpotensi menimbulkan penyakit fisik maupun psikis pada manusia. Jika kita tidak ingin kesedihan menjadi teman akrab kita maka jadikanlah Al Quran sebagai sahabat karib kita dengan membaca, mempelajari, mentadaburi, mengajarkan dan mengamalkannya.
 
Pemantik kesedihan di dalam diri kita adalah takdir. Meratapi kesedihan atau menyikapi dengan Quran hingga bersemi kebahagiaan adalah pilihan.
 
Sebait nasyid indah berjudul "Rahman ya Rahman" yang dipopulerkan oleh : Shaikh Mishary Rashid al Hafidz seorang Imam Grand Mosque Kuwait  layak kita renungkan dengan sungguh-sungguh,
 
Allah Allah
Allahummajma’na, bikitabika wanfa’na
Wajhulana hisna, wahudan abadan wa aman
(Allah Allah, satukanlah kami bersama dengan Kitab-Mu dan berilah kami manfaat yang menjadi benteng pertahanan kami, penenang dan pembimbing kami yang kekal abadi)
 
Wallahu A" lam
_________
(Tulisan terinspirasi dari tadabur Al-Quran bersama Ustadz Budi Ashari Lc)
Karanganyar 1 Zulkaidah 1443 H
 
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar
Shared Post: