Perempuan & Politik - Bagian 1
29 Mei 2022 05:39 WIB | dibaca 140

PEREMPUAN & POLITIK (Bagian 1)
Oleh : Hayati Nufus
Webinar peran politik perempuan di masa covid- 19 yang diselenggarakan oleh Majlis Hukum dan HAM Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Tengah dan LPPA telah terlaksana dengan sukses di Auditorium Mohamad Djazman UMS pada tanggal 26 Mei 2022. Kegiatan webinar diikuti oleh perwakilan pengurus LPPA dan MHH dari berbagai kabupaten kota di Jawa Tengah. Webinar mendatangkan tiga narasumber, yaitu: Dra. Hj. Sri Marnyuni (anggota DPRD Prov. Jateng dari fraksi PAN), Dr. Sri Gunarsi., SH, MH. dan Dr. KH.Tafsir, M.Ag. (ketua PWM Jateng). Kegiatan seminar selain dihadiri oleh tiga pembicara hebat disemarakkan pula oleh presentasi best practice LPPA perwakilan dari tiap kabupaten kota .dan pelatihan pembuatan flyer.
Dua kalimat kunci yang disampaikan oleh ketua PWM Jateng pada sesi akhir menjadikan pesan yang disampaikan pada uraian dua narasumber terdahulu menjadi semakin bermakna. Dua kalimat itu adalah : "Jangan pernah abai terhadap politik", dan "Muhammadiyah memberi ruang bagi perempuan untuk berperan lebih besar di ranah politik ".
Dua narasumber sebelumnya memaparkan bahwa afirmasi perempuan 30% di ranah politik masih jauh dari kenyataan sehingga ini menjadi peluang bagi para perempuan khususnya kader aisyiyah untuk lebih melek politik dan mengambil peran di wilayah ini, menurut narasumber keterwakilan perempuan di lembaga-legislatif akan membuka peluang produk legislasi yang lebih ramah perempuan, anak dan keluarga. Karena faktanya produk perundang- undangan lebih kental rasa maskulinitas dan kurang mengadopsi kepentingan perempuan.
Kajian semakin menarik ketika Dr. Tafsir memaparkan landasan filosophi mengapa perempuan tidak boleh alergi politik. Sebagai kader Muhammadiyah kita sudah sangat maphum bahwa misi hidup kita adalah berdakwah, amar ma' ruf nahi munkar. Menurut ketua PWM Jateng agar dakwah Islam dapat diterima dengan baik maka membutuhkan empat faktor pendukung yaitu : SDM, politik (kekuasaan), ekonomi dan kultur. Dr. Tafsir menyampaikan bahwa Rasulullah sukses dalam islamisasi jazirah Arab dalam tempo yang singkat 23 tahun karena Memiliki empat faktor pendukung di atas.
Sejarah mencatat bahwa di awal risalah nabi Muhammad di kota Mekah tidak mendapat dukungan politik dari penguasa Makkah saat itu. Banyak kendala yang ditemui Rasul saat menyebarkan risalah Islam ke pada masyarakat karena para tokoh penguasa menghalang-halanginya dengan berbagai macam cara, maka tak heran dalam bilangan waktu cukup panjang yaitu tiga belas tahun dakwah Islam di Makkah kurang signifikan dalam perolehan pengikut.
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar