'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
LPPA Berdakwah Overweight (Bagian 1) - Hayati Nufus Ishak
07 April 2022 07:01 WIB | dibaca 273

Sudah timbang badan? Kalau belum mari segera timbang berat badan kita mumpung masih di momen awal ramadan, kemudian pada akhir ramadan kita timbang kembali. Mengapa kita perlu timbang badan?  Akan saya beritahu rahasianya.

Rosulullah adalah manusia  paling ideal, tidak hanya keluhuran budi yang Ia miliki namun postur tubuhnya pun sangat proposional, beliau berperawakan sedang tidak terlalu tinggi tidak juga pendek dengan berat tubuh yang sedang tidak gemuk juga tidak kurus. Sepanjang hidupnya Rosul sangat sehat dan jarang sakit itu karena Rosul adalah orang yang sangat pandai mengendalikan sahwat perutnya, ia tidak pernah kekenyangan dan lebih sering puasa dari pada makan.
 
Ada pepatah  mengatakan you are what you eat, (kamu adalah apa yang kamu makan), maksud ungkapan ini adalah  apa yang kita makan akan mencerminkan siapa diri kita. Boleh saja kita  tidak peduli dengan ungkapan itu, tapi faktanya banyak orang sakit dan berpenyakit karena tidak mengontrol makanan yang dia asupi ke dalam tubuhnya. Bukan rahasia lagi banyak orang baik muda usia maupun manula terkena berbagai penyakit degeneratif  disebabkan pola makannya yang tidak terkendali. Kita pun bukan tidak mungkin bila tidak berhati-hati akan terkena ancaman penyakit yang mengerikan itu, wali'yadzu billah.
 
Lalu apa kaitannya timbang badan di awal ramadan dengan pola makan? Menurut penulis salah satu indikator keberhasilan kita ditempa dari madrasah ramadan adalah bila kita mampu menyapih nafsu makan kita, logikanya bila asupan makanan kita batasi dan kita atur porsinya dan kualitasnya ( hanya yang halal dan thayyib saja) maka akan mengurangi bobot tubuh kita secara signifikan, namun bila kenyataannya selepas ramadan kita semakin overweight berarti ada yang salah dengan puasa kita.
 
Pembaca boleh tidak setuju dengan pendapat ini namun ada sebuah rahasia yang membuat puasa kita bisa naik kelas tidak lagi di level awwam namun naik ke level  khowas atau khowwasul khowwas. Apa itu level atau grade puasa?, nanti ada pembahasan tersendiri mengenai hal itu.
 
Menurut ulama puasa tingkatan best of the best adalah puasa hati. Enam pintu masuk setan yang harus ditutup dalam puasa level ini salah satunya adalah menghindari fudhulutho'am.
 
Fudhulutto'am artinya makan berlebihan atau makan dalam jumlah banyak dan sering. Bila pola makan kita masih berkutat pada paradigma rasa di lidah bukan manfaat di tubuh maka  akibatnya kita mudah tergoda  untuk menumpuk lebih banyak kalori  dalam tubuh, karena makanan   yang enak dan lezat biasanya kaya kalori dan miskin nutrisi. Salah satu cara setan masuk pada diri kita dan menguasai pikiran kita adalah melalui makanan yang kita konsumsi secara berlebihan.
 
Saya teringat kisah seorang ustadz pada kajian ahad pagi di masjid Baiturrahman Bloran. Beliau bercerita tentang pengalamannya mendampingi seorang syaikh guru besar Al-Quran saat bulan ramadan. Ketika berbuka puasa sang syaikh hanya mengkonsumsi tiga butir kurma dan minum air putih dilanjutkan shalat magrib, sang ustadz pun mengikuti beliau. Selepas shalat sang ustadz menawari syaikh untuk makan namun sang sang syaikh menolak karena beliau akan makan setelah shalat tarawih, dengan menahan lapar sang ustadz pun mengikuti syaikh tersebut. Sang Ustadz mengamati ternyata saat makan malam maupun makan sahur sang syaikh tersebut  hanya makan sedikit, beliau lebih banyak shalat dan bertilawah di depan mihrab.  Pada momen berbeda sang ustadz bertanya, "Wahai syaikh mengapa anda makan sedikit sekali padahal anda banyak shalat dan banyak tilawah Al-Quran?" Sang syaikh menjawab ramadan adalah bulan ibadah dan bukan bulan makan minum.
 
Bisa dibayangkan anda saja kita bisa mengikuti pola makannya sang syaikh, mungkin kita tidak akan overweightwallahu a'lam.
 
Kontributor : Kepala MIM Bloran & Ketua Ranting Aisyiyah Karangrejo
 
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar
Shared Post: