Kuatkan Iman Lewat Kajian Pagi - Aisyiyah Mengaji Bagian Menjaga Keberlangsungan Dakwah
23 Januari 2022 07:10 WIB | dibaca 170

Ahad 23 Januari 2022, kembali Aisyiyah gerakkan Kajian secara luring dan daring. Di Gedung Dakwah Muhammadiyah Karanganyar, Aisyiyah ikuti kajian. Ustad M Arif, S.Ag. ingatkan untuk menyadari banyak rejeki dari Allah. Kesibukan dunia orientasinya selalu mengumpulkan harta. Harta tidak dijadikan menjadi rejeki untuk ibadah pada Allah. Orang yang demikian adalah orang yang rugi. Orang mengumpulkan dan menghitung harta sebagaimana Khorun. Menghadiri kajian sebagai langkah menjaga diri agar dapat menhaga diri untuk istiqamah hati pada Allah.
Ustad Arif selanjutnya mengajak jamaah memahami Al Baqarah 124. Pada surat tersebut mengingatkan manusia menjelaskan pokok agama Islam. Selanjutnya Ustad Arif mengingatkan untuk merenung tentang Kekuatan Iman para Nabi yang manusia pada dasarnya memiliki tubuh dengan anatomi yang sama tetapi kita lemah. Ujian yang dihadapi para Nabi tidak ringan dapat dilihat bagaimana Nabi Ibrahim, namun Nabi Ibrahim mensikapi itu sebagai rohmat Allah. Nabi Ibrahim mengajak manusia untuk mengesakan Alkah dan membersihkan diri dari kemusrikan. Nabi Ibrahim mendoakan anak keturunan dan umat. Anak turun selalu mengajarkan untuk untuk berdoa untuk anak turun. Kalimat-kalimat yang disampaikan nabi Ibrahim selalu untuk anak turun. Penting anak turun untuk kita bina dan doakan. Anak turun bukan hanya secara biologis, tetapi penerus agama.
Tidak sepantasnya kalau muslim itu hanya mengurus diri sendiri tetapi harus bisa berkontribusi pada keberlangsungan dakwah Islamiah. Hadir pada kajian adalah bagian dari upaya dakwah. Namun harus hati-hati orang harus bisa memilih yang benar di era Post Truth. Saat ini banyak muncul artis ustad. Orang yang belum memahahi kedalaman agama tetapi dengan mendengarkan atau kemampuan pidato berani menjadi ustad atau ustadah dan akhirnya diikuti banyak orang.
Kita harus hati-hati dalam menjaga anak turun kita. Kehebatan IT harus diwaspadai agar IT tidak menjadi malapetaka bagi anak turun kita. Peran orang tua harus dikembalikan untuk bisa menjadi tauladan, pendamping kebaikan menuju ridho Allah.
Nabi ibrahim berangkat dari mendidik istrinya menjadi istri yang sholehah dalam mendidik anaknya menjadi anak Sholeh seperti Nabi Ismail. Ibunda Hajar merupakan seorang ibu yang dapat mendidik anak luar biasa yakni Nabi Ismail. Dialog Nabi Ibrahim dengan Nabi Ismail diabadikan di Al Quran, tersurat jawaban nabi Ismail.
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar