'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
Kajian Ahad Pagi, 5 September 2021 - Ustadz Muhammad Samsuri (UMS) : Makna Kalimat Thayibah
05 September 2021 20:35 WIB | dibaca 270

MAKNA KALIMAT THAYIBAH
 
Ustadz mengingatkan pada kajian Ahad lalu bahwa ciri orang yang mendapat petunjuk itu adalah dilapangkan hatinya dalam menjalankan ajaran agama. Dalam Q.S. Al An’am ayat 135 yang artinya:
Katakanlah: "Hai kaumku, berbuatlah sepenuh kemampuanmu, sesungguhnya akupun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui, siapakah (di antara kita) yang akan memperoleh hasil yang baik di dunia ini. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan".
 
Ukuran dari orang yang mendapat petunjuk adalah apabila kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya, hati kita sudah merasa mudah/lapang. Sedangkan seberapa besar petunjuk tersebut pada masing-masing orang, adalah bertingkat-tingkat. Ada yang mampu menjalankan petunjuk itu hanya yang wajib saja. Tetapi ada juga yang mampu menjalankan yang wajib dan yang sunah.. Petunjuk itu datang pada hati, maka kita sering diseru untuk bersyukur atas petunjuk Allah agar semakin bertambah.
 
Makna kalimat Tauhid
Ada istilah aqidah dan tauhid dalam ajaran Islam. Aqidah .tauhid adalah ajaran yang paling utama. Aqidah berasal dari kata aqoda artinya buhul dan mahkota.
a. Buhul adalah sesuatu yang terikat di hati, kebenaran yang sudah tertanam di hati dengan mantab dan  merupakan kebenaran mutlak, selain itu ditolak kebenarannya.
b. Mahkota berarti sesuatu yang dihormati, karena mahkota terletak di kepala raja. Kebenaran yang dihormati dalam Islam adalah iman kepada Allah. Esensi iman kepada Allah adalah kalimat tauhid, laa ilaha illallah yang artinya tidak ada Tuhan selain Allah.

Kalimat tauhid adalah kalimat yang mudah diucapkan, namun kalimat tauhid merupakan hal penting karena merupakan inti keimanan. Maka kita harus tahu apa maknanya.
 
Kalimat tauhid bagi orang Islam adalah kalimat perjanjian yang luhur. Dengan kalimat tauhid dapat merubah sesorang yang kafir menjadi muslim, seseorang yang kotor menjadi bersih. Namun banyak orang yang mudah mengucapkan kalimat tauhid tapi tidak mau taat pada Allah.
 
Q.S Al Mukminun ayat 84-89 dijelaskan bahwa orang-orang musyrik Mekah sering menyebut Allah adalah yang menciptakan bumi seisinya dan langit ini. Namun mereka tidak memiliki ketaatan kepada Allah. 
 
Q.S Azzuhruf ayat 87 yang artinya:
Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: Allah, maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?",
 
Q.S Al Ankabut ayat 63 yang artinya:
Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami(nya).
 
Dari ayat-ayat tersebut terlihat bahwa orang-orang musyrik tidak mau menggunakan akal mereka, sehingga tersesat. Akal merupakan daya pikir dan daya hati,  karena dengan akal kita tidak dapat tersesat.
Pentingnya makna kalimat tauhid 
Kalimat tauhid adalah kalimat persaksian, kalimat pembeda  antara orang muslim dengan orang kafir. Jadi tidak hanya sekedar diucapkan tetapi harus mengetahui makna dan mengamalkannya.
 
Makna kalimat Tauhid : laa ilaha illallah, illah mempunyai makna yang panjang dan banyak, yaitu :
1. Illah adalah sesuatu yang disembah. Makna lama’buda bihaqin illallah maksudnya tak ada lagi penyembahan kepada selain Allah.
Q.S. Al Fatihah ayat 4 dijelaskan:
Ayat ini merupakan kecaman Allah pada yang menyembah selain Allah seperti yang dilakukan orang-orang musyrik Arab. Mereka sering menyebut Allah yang  mencipta bumi dan isinya, tapi mereka masih menyembah selain Allah.
Dengan kalimat iyyaka , kita rasakan kehadiran Allah dalam hati 
Iyyaka na’budu: pengabdian yang kita lakukan hanya kepada Allah. Allah ada dihadapan kita, bukan di belakang kita. Jadi penyembahan yang kita lakukan kepada Allah benar-benar merasakan kehadiran Allah di hati kita, merasa Allah ada di hadapan kita.
Wa iyyaka nasta’in : mohon bantuan hanya kepada Allah disertai dengan usaha.
2. Illah adalah tempat berlindung. Tidak ada tempat berlindung diri kecuali Allah.
Q.S Al A’raf ayat 196 yang artinya : Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an). Dia melindungi orang-orang saleh.
Sebagai seorang muslim harus yakin pelindung kita adalah Allah.
 
Pertanyaan-pertanyaan:
1. Di masyarakat sering mengadakan tahlilan, tetapi yang mengadakan tidak melakukan shalat. Itu bagaimana ?
Jawab
Hal ini terjadi karena kesalahan memaknai bahwa siapa yang menyebut kalimat laa ilaha illallah akan masuk syurga. Orang hanya mengucap kalimat tauhid secrara lahiriyah saja tanpa mengerti maknanya. Bagaimana bisa masuk syurga kalau yang mengucapkan tidak tahu maknanya , sehingga tidak dilanjutkan dengan pengamalannya.
2. Bagaiman kebenaran tentang hadits :siapa yang menyebutkan laa ilaha illallah adalah kunci syurga
Jawab :
Kalimat tauhid adalah persaksian awal, pembeda orang muslim dengan orang kafir. Dengan mengucap kalimat tauhid berarti masuk Islam. Awal syarat masuk syurga adalah bersyahadat yang merupakan rukun Islam pertama. Hadits tersebut benar, kunci syurga adalah syahadat, pintunya adalah sholat. Orang Islam harus banyak amalan-amalan yang dilakukan agar masuk syurga , tidak hanya mengucapkan secara lisan.
3. Bagaimana orang yang melakukan tradisi membuat sesaji/ pancen degan alasan nguri-uri tradisi leluhur, padahal mereka juga melaksanakan sholat. Apakah hal ini termasuk musyrik?
Jawab :
Al adatti muhakkaman, adat itu bisa menjadi sumber hukum. Adat yang baik, misalnya gotong royong membantu orang punya hajat harus dilaksanakan.Tapi kalau adat yang berhubungan dengan keyakinan dan tidak sesuai dengan ajaran agama Islam, seperti membuat sesaji, mempunyai keyakinan ada sesembahan lain selain Allah, maka itu adalah kemusyrikan.
 
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar
Shared Post: