Kajian Ahad Pagi, 29 Agustus 2021 - Ustadz Muhammad Samsuri (UMS)
29 Agustus 2021 21:21 WIB | dibaca 322
Kajian Ahad Pagi, 29 Agustus 2021
Ustadz Muhammad Samsuri (UMS)
Tema : (Lanjutan) Iman dengan Izin Allah
Pada kajian Ahad Pagi, 22 Agustus yang lalu telah dibahas:
1. Orang beriman hanya atas izin Allah
2. Orang beriman hanya sedikit, kebanyakan mereka musyrik
3. Petunjuk/ hidayatut taufik hanya dari Allah
Pada kajian ini melanjutkan pembahasan, yaitu :
4. Seseorang tidak bisa menghilangkan keimanan orang lain
Q.S Al Isra’ ayat 94
"Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka: "Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasuI?"
Q.S AL Isra’ ayat 97
"Dan barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa Dia sesatkan, maka engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka selain Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur, dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Setiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka".
Maksud ayat -ayat tersebut adalah :
Siapapun tidak dapat menghalangi seseorang yang sudah mendapat petunjuk keimanan dari Allah.Siapapun yang mendapat petunjuk keimanan, dialah yang dikehendaki Allah, Orang yang mendapat petunjuk, hanya bersandar pada Allah, sementara sedikit orang yang memiliki keimanan yang kuat.
Gambaran keimanan yang kuat dapat dicontohkan pada kisah-kisah sahabat antara lain :
a. Summayah Binti Khayyat seorang budak yang disiksa dan dibunuh karena tidak mau meninggalkan keimanannya pada Allah.
b. Yasir adalah suami Sumayyah yang juga dibunuh karena mempertahankan keimanannya.
c. Bilal Bin Rabbah, seorang budak yang disiksa oleh majikannya, ditimpa batu besar agar meninggalkan Islam. Namun akhirnya Abu Bakar memerdekakannya sebagai budak.
5. Apa syarat agar mendapat keimanan?
Syarat agar tetap mendapatkan petunjuk keimanan adalah :
a. Orang harus memelihara akalnya, baik secara fisik maupun dengan apa saja kita menggunakan akal tersebut.
b. Orang yang tidak meragukan Al Qur’an sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. Al Baqoroh ayat 2 yang artinya: “Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa”
c. Orang yang beriman dan menjadikan Al Qur’an sebagai petunjuk.
Al Qur’an dapat mengantarkan manusia ke syurga apabila dijadikan petunjuk dalam kehidupannya yakni dengan membaca Al Qur’an, memahami isinya, dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, Al Qur’an dapat mengantarkan manusia ke neraka apabila mereka tidak menggunakannya sebagai petunjuk atau menyalahgunakan Al Qur;an dalam kemusyrikan, misalnya menjadikan Al Qur’an sebagai jimat atau hal-hal lain.
6. Bagaimana ciri orang yang mendapat petunjuk?
Ciri orang yang mendapat petunjuk dijelaskan dalam Q.S. Al An’am ayat 125 yang artinya :
”Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman".
Ciri orang yang mendapat petunjuk adalah hatinya dilapangkan dalam menjalankan Islam. Kelapangan hati adalah gambaran dalam menerima konsep-konsep Islam yang akhirnya akan menguatkan hatinya dalam keimanan.
7. Bagaimana sikap terhadap kebenaran?
Q.S An Nur ayat 51 yang artinya:
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh". Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Sikap orang yang beriman adalah sami’na wa atho’na, karena orang yang beriman adalah almuflih (orang yang beruntung). Orang yang ingin mendapat keuntungan harus bekerja keras, bersungguh-sungguh mentaati Allah dan Rosul-Nya.
Pertanyaan – pertanyaan pada ustadz :
1. Bagaimana kiat supaya ringan dalam menjalankan Islam?
Jawab :
Kiat supaya ringan dalam menjalankan Islam antara lain :
a. Memelihara akal kita dengan sesuatu yang baik, misalnya mengisi akal dengan mendatangi majelis-majelis ilmu dan mempelajari Al Qur’an.
b. Berdo’a agar hati kita selalu dalam keimanan.
c. Bergaul dengan orang yang beriman,berilmu dan beramal sholeh.
2. Bagaimana menghindari godaan keimanan?
Jawab :
Pada masa Nabi godaaan keimanan berupa ancaman fisik maupun godaan yang bersifat keduniawian / kenikmatan. Namun godaan itu dapat dihindari karena Nabi dan para sahabat memiliki keimanan yang kuat. Upaya yang dapat dilakukan agar terhindar dari godaaan selalu dekat dengan Allah dan memohon perlindungan kepada-Nya, karena harta, kedudukan dan lainnya adalah cobaan hidup. Jangan sampai menggadaikan iman kita hanya karena urusan dunia.
3. Apakah saat saya dan keluarga mendapatkan sakit Covid -19 itu termasuk orang yang mendapat petunjuk?
Jawab :
Musibah/sakit itu bisa sebagai azab bagi orang yang tidak beriman. Selain itu sebagai rahmat bagi orang yang beriman, karena dengan diberi musibah/sakit, kita banyak merenung sehingga tumbuh kesadaran atas kekurangan diri dalam keimanan. Jika sedang diuji sakit, tetap bersabar dan berdo’a agar sembuh, karena sakit itu sebagai rahmat Allah. Begitu sebaliknya jika ada keluarga yang sakit ,akhirnya meninggal dunia dan dalam keimanan yang baik, maka ia mati syahid, matinya karena rahmat Allah.
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar