Kajian Ahad Pagi, 22 Agustus 2021 Ustadz Muhammad Samsuri (UMS)
22 Agustus 2021 21:03 WIB | dibaca 461
1.jpeg)
IMAN DENGAN IZIN ALLAH SWT
1. Iman dengan izin Allah SWT
Berdasarkan Qur’an surah Yunus ayat 99-100 yang artinya :
Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang di bumi seluruhnya. Tetapi apakah kamu (hendak) memaksa manusia agar mereka menjadi orang-orang yang beriman?
Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mengerti.
Beriman atau tidak beriman adalah pilihan bagi setiap orang, karena jika Allah menghendaki semua orang yang di bumi ini beriman, maka Allah akan mencabut kemampuan manusia untuk memilih. Keimanan tidak bisa dipaksakan, tetapi harus atas dasar kerelaan, dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah.
Allah memang tidak menghendaki semua orang beriman,maka manusia itu diberikan kemerdekaan untuk berpikir. Kemerdekaan untuk memilih. Tidak hanya punya potensi positif tapi juga punya potensi negatif.
Ayat ini turun sebagai penghibur kepada nabi kepada Muhammad agar tidak bersedih karena sudah menjalankan dakwah dengan baik dan benar ternyata mayoritas manusia tidak beriman hanya minoritas/sedikit yang mau beriman. Nabi yang memiliki sifat basariyah (sifat-sifat kemanusiaan) wajar apabila merasa bersedih dengan keadaan seperti itu.
Lalu Allah mengingatkan dalam Qur’an surah Al Kahfi ayat 6 yang artinya :
Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).
Ayat ini mengajarkan kepada kita pelaku-pelaku dakwah, mubaligh, pengurus yang terus-menerus mengajak orang-orang untuk beriman namun yang mau hanya sedikit supaya menghapus kesedihan, tetap bergembira,dan jangan memaksa karena hati orang untuk beriman tidak bisa dipaksa.
Seseorang tidak akan beriman kecuali dengan izin Allah. Izin ini diberikan ketika orang sudah memenuhi syarat, yaitu orang yang memelihara akalnya. Menggunakan potensi akal ini penting sebab manusia dengan akalnya,bisa membedakan baik dan buruk ,patut dan tidak patut. Allah akan memberi cahaya keimanan kepada orang-orang yang memelihara akalnya.. Ketika manusia sudah dewasa akalnya digunakan untuk memahami ayat-ayat Allah,mengaji terus-menerus ,mendatangi majelis-majelis kebaikan dan sebagainya.
2. Orang beriman hanya sedikit
Banyak orang yang mengaku beriman pada Allah, datang ke masjid mengikuti pengajian dan sebagainya tapi ternyata masih melakukan kemusyrikan-kemusyrikan. Pak Ustad,Pak Kyai dimintai do’a, tapi Mbah Dukun juga diminta untuk menyalakan dupa. Mayoritasnya orang beragama Islam,namun yang betul-betul bisa mempertahankan keimanan memurnikan tauhid itu sedikit. Beruntunglah kita yang sudah mampu memperoleh keimanan dan mampu untuk mempertahankan.
Al Qur’an surah Yusuf ayat 103 – 107 diantaranya menjelaskan:
Allah mengingatkan Nabi Muhammad saw agar tidak meminta upah kepada siapa pun, sebagai imbalan dari dakwah dan anjurannya supaya mereka taat dan menyembah hanya kepada Allah swt serta meninggalkan agama berhala.
Hal yang dapat dipelajari dari ayat tersebut, adalah kita berdakwah harus dengan dasar keikhlasan, tidak boleh berdasarkan kepentingan atau duniawi.
3. Petunjuk keimanan ternyata hanya milik Allah
Alquran surah Al Qasshas ayat 56 yang menjelaskan bahwa :
Nabi Muhammad dikenal orang yang paling dicintai Alllang,yang pandai menyampaikan dakwahnya, berakhlak mulia,contoh teladan yang baik , namun tidak bisa memberikan petunjuk Hidayah kepada manusia lain, hanyalah Allah SWT yang bisa memberikan petunjuk.
Hidayah petunjuk itu dibagi dua:
a. Hidayatul Irsyad, yaitu petunjuk dalam arti menyampaikan kepada orang lain tentang ajaran Allah dan memberikan contoh pengamalannya. Kalau kita mau melihat realisasi ajaran Alquran itu seperti apa yang kita lihat kehidupan Nabi karena di kehidupan Nabi itulah Ada Alquran
Al Qur’an surah Asysyura ayat 52 menjelaskan :
Muhammad benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus . Artinya, Nabi hanya menunjukkan jalan yang lurus adalah dengan mengikuti ajarannya.
b. Hidayah Taufiq, yaitu kemampuan batin/hati untuk menjalankan perintah Allah.
Alquran ini bisa dipelajari oleh siapapun. Bahkan dalam sejarah orang-orang yang tidak senang Islam, golongan orientalis sangat memahami Alquran. Di satu sisi mereka memahami akan kebenaran Alquran, tapi karena Allah belum memberikan hidayatut Taufiq, mereka tidak memiliki kemampuan batin untuk mengimani Alquran. Mereka tidak menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup untuk diikuti, tapi mempelajarinya hanya untuk mencari kelemahan-kelemahan Alquran dan Islam.
Pertanyaan – Pertanyaan :
1. Mengapa tidak semua manusia diberi keimanan?
Jawab Ustad :
Allah tidak memberikan keimanan kepada semua orang karena sebenarnya bernilai cobaan atau ujian.Manusia diberikan akal dan diberi kemerdekaan untuk berpikir dan berbuat. Sebagian besar ada yang bersyukur, tapi ada juga yang kufur. Orang yang diberi keimanan, apakah bisa memelihara hati atau keimanan tersebut, karena itu merupakan cobaan. Agar tetap beriman maka kita harus memelihara akal dan keimanan kita.
2. Bagaimana mempertahankan keimanan hati agar tidak hilang?
Jawab Ustadz :
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan, antara lain:
a. Selalu memohon kepada Allah untuk menetapkan hati kita pada kondisi keimanan
b. Upaya yang sifatnya lahiriah kita lakukan, misalnya dalam memilih teman,
komunitas dan lingkungan yang baik agar keimanan kita tumbuh semakin kuat.
3. Bagaimana kalau orang yang menjadi tokoh dalam masjid tidak mau melaksanakan prokes?
Jawab Ustadz :
Yakinlah wabah itu dari Allah secara iman, namun wabah ini juga berkaitan dengan konsep-konsep ilmiah kesehatan. Muhammadiyah juga telah mengeluarkan fatwa dalam masa pandemi ini, untuk jaga jarak dan memakai masker dalam shalat.
Kalau berani ajaklah diskusi tentang bahayanya virus covid ini dan upaya yang harus dilakukan dalam pencegahannya. Kalau tidak berani, tetap dimulai dari diri sendiri untuk selalu melaksanakan prokes agar terhindar dari virus ini.
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar