'Aisyiyah

Gerakan Perempuan Muslim Berkemajuan

Berita
Isyroh Sudurana Al Quran Oleh : Hayati Nufus Ishak
15 Juni 2022 13:20 WIB | dibaca 134

ISYROH SUDURANA Al QURAN
Oleh : Hayati Nufus Ishak
(MIM Bloran, Karanganyar)
 
Pagi ini Rabu 15 Zulkaidah 1443 H kegiatan tahsin guru dan karyawan MIM Bloran dimulai kembali bersama Ustadz Dwi Mujianto bertempat di ruang kelas 1c. Setelah sempat terhenti cukup lama.karena terjeda libur Ramadhan dan Iedul Fitri 1443 H kegiatan tahsin pagi ini seakan mengobati kerinduan para guru dan karyawan untuk kembali bersungguh- sungguh belajar  Al Quran.
 
Penulis teringat dengan perkataan sahabat Ustman Bin Affan RA. Siapa yang hatinya suci tidak akan pernah puas atau kenyang dalam belajar Al Qur'an. Maka bila kita malas dan emoh membaca dan mempelajari Al Quran bisa jadi sebuah indikasi bahwa  hati kita sedang tidak baik- baik saja.
 
Mengawali pembelajarannya Ustadz Dwi menyampaikan tentang keberkahan umur dan waktu, bahwa orang yang digerakkan untuk selalu belajar Al Quran adalah tanda bahwa hidup dan umurnya berkah. Sebuah nasihat dari seorang ulama besar Imam  Ibnu Hajar  yang dikutip oleh Ustadz Dwi tentang makna keberkahan yaitu sebuah kondisi dimana hati  kita semakin taat pada Allah.
 
Terlelu naif kalau kita menilai keberkahan itu  hanya  pada keberlimpahan materi  atau kesehatan badan yang prima karena bisa jadi kondisi miskin dan sakit  menjadi indikator keberkahan hidup dan umur seseorang bila dalam kondisi yang terpuruk itu dia semakin taat dan takut  pada Allah. 
 
Sebaliknya keberlimpahan harta dan kondisi tubuh yang sehat dan bugar bisa jadi indikator dicabut keberkahan hidup seseorang bila dia semakin jauh dari ketaatan pada Allah.
Selanjutnya kegiatan tahsin dimulai dengan membaca Al Fatihah dilanjutkam murojaah surat An Naba dengan sambung ayat bergantian oleh para guru dan karyawan. Beberapa kesalahan bacaan dikoreksi oleh sang musyrif, diantaranya :
1. Membaca Idgom bigunnah suara harus keluar dari hidung( khoisyum) dan mulut.
2. Membaca huruf Isti'la harus dibaca tebal walau dalam posisi kasroh huruf- huruf isti"la yaitu  خصّ ضغط قظ
3. Membaca Nun Sukun atau Lam Sukun tidak boleh dipantulkan karena bukan termasuk huruf Qolqolah
4. Mad Thobii saat berada di wakaf maka membacanya  tidak noleh dihentikan di makhroj Hamzah namun harus lepas di udara seperti pada ayat 26 surat An Naba (وكذّبوا بأياتنا كذّابا)
5. Kesalahan lain adalah pelapalan huruf yang tertukar antara س dan ش dan sering terlupa memanjangkan bacaan yang pendek atau memendekkan bacaan yang harus dibaca panjang.
 
Kegiatan yang berdurasi satu jam itu cukup memberi tambahan energi spiritual bagi para guru MIM Bloran  guna melanjutkan peejuangan mendidik generasi beradab calon pemimpin bangsa in syaa Allah, Wallahu A'lam.
 
Karanganyar, 15 Zulkaidah 1443H
 
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar
Shared Post: