Ayyuhal Walad (Kajian Kitab Kuning) Oleh : Hayati Nufus Ishak
06 Februari 2023 18:34 WIB | dibaca 59

AYYUHAL WALAD (Kajian kitab kuning)
Oleh : Hayati Nufus Ishak
Bloran, Kerjo Karanganyar
Kegiatan pengajian Aisyiyah ranting desa Gempolan pada hari ahad tgl 18 Desember 2022 diadakan di majid Al Mujahidin dusun semang Gempolan Kerjo. Kegiatan pengajian rutin tersebut diadakan keliling dan diikuti oleh anggota Aisyiyah Ranting Gempolan yang cukup subur sekitar 100 sampai 150 peserta dari berbagai dusun di wilayah desa Gempolan kecamatan Kerjo kab Karanganyar hadir di acara tersebut.
Penulis diundang sebagai narasumber pada kajian bulanan tersebut dengan membahas materi kitab kuning berjudul Ayyuhal walad karangan Imam Al Ghazali.
Penulis mengawali kajian dengan memberi penjelasan singkat muqoddimah kitab Ayyuhal walad. Latar belakang penulisan kitab adalah didasari rasa cinta seorang guru pada muridnya, dikisahkan bahwa Imam Ghazali memiliki murid yang berkhidmat dan menimba ilmu padanya dalam waktu yang panjang sampai pada satu momen sang murid memohon pada gurunya untuk menuliskan nasihat dan intisari ilmu yang ia pelajari agar menjadi pegangan dalam hidupnya di masa depan. Imam Ghazali merespon permintaan muridnya dengan menuliskan beberapa lembar surat berisi nasehat-nasehat yang berhàrga untuk muridnya dan di kemudian hari surat itu menjadi sebuah kitab berjudul ayyuhal walad.
Kitab Ayyuhal walad berisi banyak nasehat yang dikutip dari Al-Quran, hadits Rosul dan para ulama salaf.
Bab awal menjelaskan hadits Rosul tentang tanda Allah berpaling dari seorang hamba adalah bila ia disibukkan dengan hal- hal yang tidak bermanfaat baginya. Ada dua hal yang penulis pertajam dalam menerangkan hadist ini yaitu kosa kata berpaling dan hal-hal yang tidak bermanfaat.
Berpaling dalam kosa kata jawa adalah melengos. Seseorang dikatakan melengos bila ia menggerakkan wajahnya ke sisi kanan atau sisi kiri guna menghindari apapun yang tidak ingin ia pandang. Biasanya gestur ini adalah refleksi dari perasaan marah, benci dan sejumlah emosi negatif lain yang menunjukan keengganan seseorang untuk kontak langsung dengan orang yang tidak disukainya.
Bila ada teman yang berpaling pada kita, masih banyak teman lain yang kita harap untuk peduli dan mau dukung kita tapi bila Allah yang berpaling dari kita maka siapa yang dapat kita harapkan. Tentu hadits ini adalah warning keras bila kita mau berfikir dengan mendalam. Allah yang memiliki alam semesta beserta isinya bila Sang pemilik sudah tidak peduli pada kita lalu pada siapa kita akan berharap pertolongan?
Hal yang membuat Allah berpaling dari manusia adalah bila kita sibuk melakukan kegiatan yang tidak bermanfaat. Hadits lain yang perlu kita renungkan tentang pentingnya kita meninggalkan hal- hal yang tidak bermanfaat adalah:
من حسن اسلام المرء تركه ما لا يعنيه
( dari kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan apapun yang tidak bermanfaat baginya).
Menurut ulama mudah bagi kita untuk mengukur kegiatan kita bermanfaat atau tidak adalah bila kegiatan itu membawa dampak keselamatan bagi kehidupan kita sesudah dunia ini. Artinya kegiatan atau pekerjaan itu bernilai pahala dan Allah menyukainya , bila tidak ada value atau nilai tambah untuk kebahagiaan hidup di akhirat dan Allah tidak menyukainya maka sebaiknya kita minimalisir atau kita tinggalkan sama sekali, karena bisa jadi kegiatan itu adalah sesuatu yang tidak bermanfaat.
Wallahu a'lam
_____________________________
Kontributor : Hayati Nufus Ishak (Kepala MIM Bloran dan anggota LPPA PDA Kab.Karanganyar)
Redaktur : LPPA PDA Karanganyar